BANGUNAN KONSERVASI TANAH



Gully plug atau pengendali jurang merupakan salah satu bentuk bangunan konservasi tanah yang berfungsi sebagai pencegah atau pengendali erosi agar tidak meluas. Manfaat gully plug adalah:
·     Mencegah terbentuknya jurang atau parit yang semakin besar akibat gerusan air
·     Memperbaiki lahan yang rusak akibat gerusan air sehingga terjadi jurang/ parit.
·    Mengendalikan endapan/ sedimen serta air dari hulu, sehingga endapan di wilayah hilir bisa lebih terkontrol
·     Memperbaiki tata air di wilayah sekitarnya.

Bangunan yang tersusun dari batu dan kawat bronjong ini dibangun dengan posisi melintang arus air, tetapi tetap bisa meloloskan air.  Ada pemasangan bronjong yang diisi dengan batu dan ada juga bagian yang hanya diisi dengan batu kosong. Bagian tepi gully plug tertanam di tanah sehingga lebih kuat dalam menahan arus air dan sedimen. Pembangunan gully plug harus memenuhi persyaratan teknis seperti yang tercantum pada Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Nomor P.6/PDASHL/SET/KUM.1/8/2017 tentang Petunjuk Teknis Bangunan Konservasi Tanah dan Air.
Persyaratan teknis lokasi gully plug antara lain:
1. Kemiringan DTA > 35 % dan terjadi erosi parit/alur;
2. Pengelolaan lahan sangat intensif atau lahan terbuka;
3. Luas DTA 1 - 5 ha; 
4. Kemiringan alur ≤10%;
5. Tingkat erosi dan sedimentasi yang tinggi dan mampu menampung aliran permukaan yang besar; dan/atau
6. Merupakan lokasi penanganan dampak bencana alam
Lokasi pembuatan gully plug di Desa Wates Kecamatan Slahung sebanyak 12 Unit. 

n





 
 Dam penahan adalah bendungan kecil yang lolos air dengan kontruksi bronjong batu atau crucuk kayu/bamboo yang dibuat pada alur jurang dengan tinggi maksimum 4m. Manfaat DAM Penahan adalah untuk mengendalikan endapan dan aliran air permukaan dari Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) di bagian hulu serta meningkatkan permukaan air tanah di bagian hilirnya.

Aliran air pada awalnya menembus bronjong batu ini tetapi pada akhirnya diharapkan sedimentasi terjadi pada bagian atas bronjong yang akhirnya sedimen menutup bronjong ini. Dam pengendali merupakan bangunan lebih besar dan lebih kuat dari pada dam penahan. Umumnya dam pengendali dibangun dengan tanah dipadatkan atau berupa beton sehingga dapat mengendalikan banjir. Kalau dam penahan dibangun dengan kawat bronjong batu yang tembus air. Dam pengendali ini dapat berupa bendungan yang besar.
  

Kegiatan Peningkatan Peran serta masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Pembuatan Dam Penahan )  di laksanakan di Desa Wates Kecamatan Slahungsejumlah 3 unit.






Dam penahan merupakan salah satu bentuk bangunan sipil teknis berupa dam kecil dibuat dari Susunan batu yang diperkuat dengan bronjong kawat dengan fungsi utama sebagai penahan endapan lumpur akibat terjadinya erosi dimusim hujan. Tujuan pembuatan dam penahan untuk mengendalikan sedimentasi yang diakibatkan adanya erosi pada bagian tangkapan air sehingga dapat mencegah dan mengurangi pendangkalan pada bagian hilir serta memperluas lahan pertanian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTENSI DAN MANFAAT TANAMAN BAMBU

VERIFIKASI PENYELESAIAN PENGUASAAN TANAH DALAM RANGKA PENATAAN KAWASAN HUTAN ( PPTPKH ) di KABUPATEN PONOROGO

PANEN MADU DARI LEBAH MADU KLANCENG DI KTH ARGA LESTARI DESA SELUR KECAMATAN GRAYUN